Uncategorized

Fenomena Langit Sekali Seumur Hidup, Ledakan Bintang Akan Terlihat di Langit Malam

Fenomena – Langit bulan Mei menawarkan pemandangan menakjubkan bagi para pengamat bintang: hujan meteor, parade planet-planet terang, dan yang paling langka—kemunculan sebuah nova yang diprediksi akan bersinar terang di langit malam. Jangan lewatkan kesempatan langka ini, karena mungkin hanya akan terjadi sekali seumur hidup!

Hujan Meteor Eta Aquarid: Jejak Komet Halley Setiap awal Mei, langit malam dihiasi oleh hujan meteor Eta Aquarid. Fenomena ini berasal dari sisa debu yang ditinggalkan oleh Komet Halley saat melintasi orbit Bumi.

Puncaknya terjadi, namun meteor juga dapat terlihat beberapa malam sebelum dan sesudahnya. Meteor-meteor Eta Aquarid terkenal karena kecepatannya serta “jejak debu” yang tertinggal di langit beberapa detik setelah melintas. “Meskipun paling spektakuler di belahan Bumi Selatan, kita di belahan Utara masih bisa menyaksikan 10–20 meteor per jam,” jelas para astronom.

Tahun ini, kondisi pengamatan sangat ideal karena bulan akan tenggelam sekitar pukul 03.00 dini hari, meninggalkan langit gelap sempurna hingga fajar menyingsing.

Bulan Mei juga menjadi saat yang tepat untuk mengamati planet-planet terang dengan mata telanjang. Berikut panduan singkatnya: Venus muncul bersinar terang di langit timur sekitar satu jam sebelum matahari terbit sepanjang bulan.

Mars dapat dilihat di langit barat saat senja dan tetap tampak hingga sekitar tengah malam. Jupiter tampak selepas matahari terbenam, namun hanya hingga sekitar pukul 21.30 – 22.00. Menjelang akhir bulan, ia tenggelam lebih awal.

Saturnus mulai tampak mendekati Venus pada awal bulan, kemudian naik lebih tinggi setiap harinya dan perlahan menjauh. Satu momen menarik terjadi pada 23 Mei, saat bulan sabit tipis akan berada di antara Venus dan Saturnus di langit timur menjelang subuh—pemandangan langit yang memesona untuk dinikmati.

Satu momen menarik terjadi pada 23 Mei, saat bulan sabit tipis akan berada di antara Venus dan Saturnus di langit timur menjelang subuh—pemandangan langit yang memesona untuk dinikmati.

Menanti Nova: Ledakan Bintang dari Masa Lalu Selain meteor dan planet, para astronom kini sedang menantikan kemunculan sebuah nova—ledakan besar dari sistem bintang ganda yang terletak sekitar 3.000 tahun cahaya dari Bumi. Bintang tersebut bernama T Coronae Borealis (T CrB), bagian dari rasi bintang Corona Borealis atau “Mahkota Utara”.

Sistem ini terdiri dari dua bintang: sebuah raksasa merah dan bintang katai putih yang mengorbit sangat dekat. Gravitasi kuat dari katai putih menyedot hidrogen dari raksasa merah hingga akhirnya terjadi ledakan termonuklir—yang kita kenal sebagai nova. “Ledakan seperti ini terjadi sekitar setiap 80 tahun sekali. Terakhir terjadi pada tahun 1946,” ungkap para peneliti.

Saat nova terjadi, T CrB akan tampak seterang bintang Utara, Polaris, dan bisa dilihat tanpa teleskop. Lokasinya berada di antara dua bintang terang: Arcturus dan Vega, yang dapat ditemukan dengan bantuan “gagang” dari rasi bintang Biduk (Big Dipper).

Kapan Nova Itu Akan Terjadi? Sinyal-sinyal awal sudah mulai muncul sejak pertengahan 2024, ketika para astronom mendeteksi peredupan mendadak pada T CrB—pola yang juga terjadi sebelum ledakan di tahun 1946.

Meski waktu pastinya sulit diprediksi, para ahli memperkirakan ledakan bisa terjadi kapan saja dalam beberapa bulan mendatang. Namun, keindahan itu tak berlangsung lama. “Cahaya nova hanya akan bersinar terang selama beberapa hari,” tegas para astronom.

Karena itu, pengamat langit disarankan untuk mulai mengenal posisi rasi Corona Borealis dari sekarang—agar dapat langsung menyadari ketika bintang baru tiba-tiba muncul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *